Faktanews.online-– Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri tengah mengusut unsur pidana berupa kelalaian dalam kasus gagal ginjal akut yang menyebabkan kematian ratusan anak.


Polri menyelidiki kemungkinan menjerat beberapa pihak.

“Iya (dugaan kelalaian) nanti ya, semuanya yang ingin kita ketahui saja,” kata Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri Brigjen Pipit Rismanto dikutip Kompas.com, Rabu (9/11/2022).


Pipit mengatakan, pihaknya telah mengirimkan surat undangan kepada pejabat BPOM untuk mengklarifikasi soal kejadian kasus gagal ginjal akut tersebut. Namun, pihaknya hingga kini masih menunggu kesediaan pihak BPOM untuk melakukan klarifikasi.


Kita minta klarifikasi dari pejabat pejabat yang berwenang, untuk bisa menjelaskan tentang bahasa bahasa teknis, seperti apa yang terjadi permasalahan ini, kan ada bidang bidang nya, pejabat pejabat yang membidangi itu yang kita ingin klarifikasi mereka terhadap permasalahan permasalahan yang kita temukan,” ujar Pipit.


Diberitakan sebelumnya, dalam kasus gagal ginjal akut pada anak, ada 195 orang hingga tanggal 6 November 2022.


Saat ini, Bareskrim tengah mendalami dugaan kasus yang menyebabkan kasus gagal ginjal akut pada ratusan anak tersebut. Ada sejumlah perusahaan farmasi yang tengah didalami.


Salah satunya, Bareskrim juga sudah menaikkan kasus di PT Afi Farma ke tahap penyidikan. Menurut dia, PT Afi Farma secara formal sudah melanggar karena melawan aturan dalam undang-undang.


Namun demikian, pihaknya masih perlu mendalami obat yang diduga menyebabkan tewasnya ratusan anak yang diproduksi oleh PT Afi Farma. Dari PT Afi Farma, penyidik juga sudah memeriksa sebanyak 28 saksi, termasuk direkturnya.


Akan tetapi, ia masih belum mengungkapkan secara rinci soal isi materi hasil pemeriksaan tersebut.


Pipit mengatakan, pihaknya masih harus melakukan pendalaman lebih lanjut, termasuk terkait bahan baku, supplier bahan, serta pengawas obat tersebut hingga bisa beredar di publik


"Bahan tambahan mana yang mengandung etilen glikol dan dietilen glikol, itulah nnti kita mengerucut ke sana ya, siapa yang mensuplai, siapa yang menerima, ya kan terus pertanyaannya siapa yang mengecek, kira-kira begitu kita dalami kok bisa nggak dideteksi gitu," ucap Pipit.